BREAKING NEWS

Truk ODOL Makin Banyak Masuk Jalan Tol, Segera Tertibkan

Wartajatim.net- - Sebanyak 432 angkutan barang teridentifikasi kelebihan muatan atau over dimension overload (ODOL) saat melintasi Jalan Tol Cikampek­Purwakarta-Padalarang (Cipularang).

Jasa Marga mengakui, jumlah truk ODOL yang tercatat sejak 2023 hingga Agustus 2025 justru terus meningkat.

”Berdasarkan data WIM (weigh in motion/sensor pengukur berat muatan ber­gerak), rata-rata kendaraan overload sebesar 8,57%. Per­sentase kendaraan overload rata-rata mengalami kena­ikan setiap tahun sebesar 1,18%,” kata Direktur Ope­rasi Jasa Marga Fitri Wiyanti, Minggu, 14 September 2025.

Data tersebut turut dipaparkan dalam kunjungan kerja spesifik Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Kegiatan itu dilaksanakan di area rehat Kilometer 88B Tol Cipularang, Jumat, 12 September 2025.

Dalam keterangannya, Ja­sa Marga menyebutkan ken­daraan yang kelebihan muatan mencapai 42,4% dari 1.019 kendaraan terjaring.

Adapun di Ruas Tol Padala­rang-Cileunyi (Padaleunyi) ter­dapat 254 kendaraan me­langgar, atau 29,5% dari total 861 kendaraan terjaring selama periode yang sama.

”Di luar semua upaya (ra­zia truk ODOL) tersebut, kami juga mendorong untuk ada­nya harmonisasi atas per­­aturan di lembaga peme­rintahan, sebagai acuan atau pedoman kami selaku BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) dalam implementasi di lapangan,” ujar Fitri.

Pilot Project

Pada kesempatan yang sa­ma, Direktur Bina Teknik dan Jembatan Bina Marga Ke­­menterian Pekerjaan Umum Pantja Darma Oetojo menekankan pentingnya pe­nertiban ODOL di jalan tol.

Dia mengatakan, Jawa Barat menjadi lokasi pilot project penertiban ODOL yang di­pimpin oleh Kementerian Per­hubungan (Kemenhub).

Dia mengatakan, langkah tersebut perlu diikuti dengan melengkapi sarana WIM yang sudah lebih dulu terpa­sang di jalan tol. Menurut dia, teknologi tersebut me­miliki peran penting sebagai dasar melakukan penindak­an.

”Kementerian PU juga sudah menyambungkan pe­rang­kat WIM yang ada di jalan tol dengan sistem bukti lulus uji elektronik (BLUE) Kementerian Perhubungan di jalan tol. Nantinya, akan disambungkan juga dengan tilang elektronik di kepolisi­an,” ujar Pantja.

Sementara itu, Wakil Ke­tua Komisi V DPR RI Syaiful Huda mengapresiasi berbagai upaya yang telah dilaku­kan pengelola jalan tol, termasuk dalam menekan truk ODOL.

Menurut dia, upaya ter­sebut perlu didukungi per­cepatan revisi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum terkait dengan Standar Pe­la­yanan Minimal Nomor 16 ta­hun 2014.

"Hal ini sangat penting un­tuk segera dilakukan untuk mengurangi angka fatalitas akibat kecelakaan di jalan raya. Selain itu, kami mendukung untuk dilakukan har­­monisasi peraturan di le­vel pemerintah agar peng­ambilan kebijakan dan implementasi di badan usaha bisa lebih cepat,” tuturnya.

Terpisah, peneliti se­nior Ini­siatif Strategis Trans­por­tasi (Instran) Felix Iryantomo mengkritisi rencana pem­bubaran jembatan timbang (JT) oleh Kemenhub.

Menurut dia, alasan pembu­baran tersebut lebih karena tu­duh­an sebagai sarang prak­tik pungutan liar.

Sebagai gantinya, peme­rintah akan memasang WIM di seluruh jalan tol di Indonesia untuk mengurangi truk ODOL. Permasalahannya, kata dia, keberadaan ja­lan tol masih terbatas di seba­gian wilayah nusantara.

”Jika JT dibubarkan, ba­gaimana Kementerian Perhubungan mengawasi lalu lintas angkutan barang di seluruh Indonesia, terutama di jalan-jalan nasional yang belum ada jaringan jalan tol?” katanya.***

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image