Gempa Susulan Guncang Sukabumi Pasca Lindu M4,0

Aktivitas Seismik di Sukabumi Terus Berlanjut

Setelah gempa berkekuatan M4,0 mengguncang wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada malam hari tanggal 20 September 2025, aktivitas seismik di kawasan tersebut terus berlangsung. Hingga pukul 16.37 WIB pada hari Minggu (21/9/2025), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sudah terjadi sebanyak 38 kali gempa susulan.

Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang Selatan, Hartanto, menjelaskan bahwa gempa susulan terbesar yang tercatat memiliki magnitudo 3,8, sementara yang terkecil mencapai M1,9. Gempa terakhir yang terjadi pada pukul 16.23 WIB dengan kekuatan M3,8 memiliki episenter yang berada di darat, sekitar 28 kilometer timur laut Sukabumi, dengan kedalaman 8 kilometer.

BMKG memastikan bahwa gempa-gempa susulan ini merupakan lindu dangkal akibat pergerakan sesar aktif di sekitar kawasan Sukabumi. Getaran dari gempa tersebut terpantau di beberapa titik, seperti Kalapanunggal, Kabandungan, Dramaga, hingga Palabuhan Ratu, dengan skala intensitas II MMI. Artinya, getaran hanya dirasakan oleh sebagian masyarakat dan benda-benda ringan sempat bergoyang.

Meski begitu, Hartanto menegaskan bahwa tidak ada laporan kerusakan serius maupun korban jiwa. Ia mengingatkan warga untuk tetap tenang dan tidak mudah terpancing oleh kabar-kabar menyesatkan terkait aktivitas gempa. “Masyarakat diimbau tetap waspada, namun jangan percaya pada isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

Penjelasan Mengenai Gempa Susulan

Gempa susulan biasanya terjadi setelah gempa utama dan merupakan bagian dari proses alami dari pergeseran lempeng tektonik. Dalam kasus ini, gempa yang terjadi di Sukabumi adalah akibat dari pergerakan sesar aktif di sekitar kawasan tersebut. Pergerakan ini dapat menyebabkan gempa-gempa kecil yang terus berlangsung dalam beberapa hari atau bahkan minggu setelah gempa utama.

Berikut adalah beberapa informasi penting tentang gempa susulan:

• Magnitudo: Gempa susulan memiliki magnitudo yang lebih rendah dibandingkan gempa utama. Dalam kasus ini, magnitudo tertinggi yang tercatat adalah M3,8.
• Waktu Terjadinya: Gempa susulan terjadi dalam rentang waktu yang berbeda-beda. Pada kasus ini, gempa terakhir terjadi pada pukul 16.23 WIB.
• Lokasi Episenter: Episenter gempa susulan berada di darat, dekat kota Sukabumi. Lokasi ini menjadi fokus pengamatan karena potensi dampaknya terhadap masyarakat sekitar.
• Kedalaman: Gempa susulan memiliki kedalaman yang relatif dangkal, yaitu sekitar 8 kilometer. Hal ini membuat getaran lebih terasa di permukaan bumi.

Dampak Gempa pada Masyarakat

Meskipun gempa susulan terjadi secara terus-menerus, dampaknya terhadap masyarakat masih tergolong kecil. Getaran yang terasa hanya terbatas pada wilayah tertentu, seperti Kalapanunggal, Kabandungan, Dramaga, dan Palabuhan Ratu. Intensitas getaran yang tercatat adalah II MMI, yang berarti getaran hanya dirasakan oleh sebagian orang dan benda ringan bergerak sedikit.

Tidak ada laporan kerusakan fisik yang signifikan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan. Namun, BMKG tetap menyarankan agar masyarakat tetap waspada dan mengikuti informasi resmi dari instansi terkait.

Tips untuk Masyarakat

Agar masyarakat tetap aman dan siap menghadapi aktivitas seismik, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:

• Tetap Tenang: Jangan panik saat merasakan gempa. Tenangkan diri dan cari tempat yang aman.
• Hindari Informasi yang Tidak Jelas: Jangan mudah percaya pada informasi yang tidak jelas sumbernya. Selalu cek dari sumber resmi seperti BMKG.
• Siapkan Perlengkapan Darurat: Siapkan kotak pertolongan pertama dan perlengkapan darurat lainnya untuk menghadapi situasi darurat.
• Ikuti Petunjuk dari Instansi Terkait: Selalu ikuti petunjuk dan anjuran dari pihak berwenang, seperti BMKG atau BPBD.

Dengan tetap waspada dan mengikuti informasi resmi, masyarakat dapat mengurangi risiko dan tetap merasa aman meskipun aktivitas seismik terus berlangsung.