BREAKING NEWS

Siswa Sekolah Rakyat Kabur Dijemput Teman Punk di Banyuwangi

Featured Image

Siswa Sekolah Rakyat Kabur dari Asrama, Pihak Sekolah Mengambil Tindakan

Beberapa hari setelah beroperasi, siswa Sekolah Rakyat (SR) yang terletak di gedung Balai Diklat PNS, Dusun Krajan, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, telah membuat kegaduhan. Kejadian ini memicu perhatian masyarakat setempat dan menimbulkan pertanyaan tentang kebijakan sekolah dalam mengelola siswa.

Dari informasi yang diperoleh, seorang siswa kelas 10 dengan inisial R kabur dari asrama pada Jumat malam (18/7). Diduga, siswa tersebut meninggalkan sekolah setelah dijemput oleh teman-temannya yang mengenakan atribut khas punk di depan pintu gerbang. Peristiwa ini menunjukkan adanya konflik antara aturan sekolah dan gaya hidup siswa tertentu.

Pihak sekolah langsung melakukan pencarian untuk menemukan keberadaan siswa tersebut. Setelah beberapa waktu mencari, akhirnya diketahui bahwa siswa R sudah kembali ke rumah orang tuanya di Rogojampi. Sebagai tindakan akibat keluar tanpa izin, pihak sekolah memutuskan untuk mengeluarkan siswa tersebut dari Sekolah Rakyat. Hal ini dilakukan agar siswa dapat dibina oleh keluarganya.

Kepala Tata Usaha Sekolah Rakyat Ida Bagus Ardasasmita mengonfirmasi adanya siswa yang kabur dari asrama. Menurutnya, siswa tersebut berasal dari latar belakang anak jalanan. "Yang bersangkutan sudah kembali ke rumahnya di Rogojampi. Siswa tersebut akhirnya kita keluarkan dari Sekolah Rakyat. Biar dibina oleh orang tuanya," ujar Ida Bagus.

Sementara itu, Kepala Sekolah SR Banyuwangi Chitra Arti Maharani menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat ditujukan untuk siswa dari keluarga miskin. Mereka mendapatkan pendidikan gratis dan tinggal di asrama. Meskipun tidak menyangkal adanya siswa dengan latar belakang anak jalanan punk, Chitra menyebut bahwa di balik keterbatasan ekonomi, para siswa memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan.

Di Sekolah Rakyat jenjang SMA Banyuwangi, terdapat dua siswa yang merupakan penghafal Al-Qur’an. Informasi ini baru diketahui sekolah saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). "Kami sangat terkejut sekaligus bangga. Ternyata ada satu siswa yang telah hafal 22 juz dan satu lagi hafal 5 juz. Ini diketahui saat kegiatan malam hari seperti mengaji dan belajar agama," ucap Chitra.

Keberhasilan siswa-siswa ini menunjukkan bahwa meskipun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, potensi mereka bisa dikembangkan jika diberikan kesempatan dan bimbingan yang tepat. Selain itu, hal ini juga menjadi bukti bahwa pendidikan gratis yang diberikan oleh Sekolah Rakyat tidak hanya memberikan akses pendidikan, tetapi juga membantu mengembangkan bakat dan kemampuan siswa.

Pihak sekolah berkomitmen untuk terus memperkuat program pembinaan dan pengembangan siswa. Dengan demikian, diharapkan semua siswa dapat meraih prestasi yang maksimal dan menjadi contoh bagi sesama siswa lainnya.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image