Penumpang Taksi Online Laporkan Ulah Opang di Stasiun Tigaraksa kepada Polisi

- Penumpang taksi online berinisial S yang menjadi korban pengadangan dan pengancaman pengemudi ojek pangkalan (opang) di Stasiun Tigaraksa, Solear, Kabupaten Tangerang melapor kepada polisi.
Kepolisian Resor Kota (Polresta) Tangerang, Polda Banten pun telah menindaklanjuti laporan penumpang taksi online tersebut.
"Kami sudah terima laporan dari korban berinisial pada Senin (28/7), terkait kejadian penghadangan yang dilakukan ojek pangkalan," kata Kapolresta Tangerang Kombes Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah di Tangerang, Selasa (29/7/2025).
DiaI menjelaskan dengan adanya pelaporan polisi, dipastikan proses hukum kedua belah pihak akan terus berjalan secara adil.
Polisi akan terus melakukan penyelidikan dan pemeriksaan kepada orang-orang yang terlibat dalam insiden perselisihan antara opang dengan taksi online tersebut.
"Jadi, korban (penumpang) sendiri yang melaporkannya ke kami (polisi), maka kami tindaklanjuti itu," ujarnya.
Kombes Andi menyebut hingga saat ini sebanyak delapan orang saksi telah dilakukan proses pemeriksaan. Baik itu dari korban hingga pengendara ojek pangkalan.
"Yang kami periksa ada delapan orang, baik korban maupun ojek pangkalan," ucapnya.
Untuk ke tiga orang opang berinisial A, N dan J yang sebelumnya telah diamankan tim penyidik, statusnya masih sebagai terperiksa dalam perkara tersebut.
"Sampai saat ini masih sebagai terduga untuk oknum opangnya. Karena sampai kini masih proses, saya belum bisa menjelaskan lebih jauh," ungkapnya.
Sebagai penanganan perselisihan antara ojek pangkalan dan taksi online, pihak kepolisian bersama pemerintah daerah akan segera memberikan solusi terbaik bagi mereka.
Salah satunya, lanjut Andi, adalah dengan mengeluarkan regulasi atau aturan tentang zona kewilayahan kedua jenis transportasi tersebut.
"Kami sudah ada rapat koordinasi dengan pemda, terkait rekomendasi kewilayahan baik itu antara ojek pangkalan maupun online," tuturnya.
Dalam waktu dekat ini seluruh kelompok opang dan online akan diundang untuk melakukan aksi damai sebagai penanda mengembalikan kondusifitas wilayah.
"Saya menginisiasi memang mencari solusi terbaik antara teman-teman dari ojek pangkalan dan online, supaya ada pemecahan. Jangan sampai nanti adanya perselisihan ini korbannya penumpang," kata dia.
Sebelumnya, beredar video di media sosial (medsos) yang menampilkan beberapa pengemudi ojek pangkalan yang mengadang sebuah kendaraan milik pengemudi taksi online di Stasiun Tigaraksa pada Jumat (25/7) lalu.
Dalam rekaman itu, sejumlah ojek pangkalan memaksa menurunkan penumpang ibu dan balita di tengah jalan dalam kondisi hujan.
Oknum opang bahkan sempat terlihat mengancam dengan akan merusak kendaraan taksi online memakai batu yang ada di lokasi.
Atas kejadian tersebut, pengemudi taksi online itu terpaksa menurunkan penumpangnya di lokasi tempat kejadian perkara (TKP).
Para ojek pangkalan berdalih, bahwa aksi yang dilakukannya tersebut merupakan tindakan tegas terhadap taksi online yang melanggar wilayah zona penjemputan penumpang.(ant/jpnn)